Jika Tuhan Suka Menyindir:
Bersama dengan kekasih, kamu betah berlama-lama. Bersama dengan-Ku dalam do'a, kamu ingin cepat-cepat menyudahi?
Sehari tak bertemu dengan kekasih, kamu rindu tak karuan. Berkali-kali kamu tak menemui-Ku dalam sholat, tidak rindu sedikit pun?
Membaca novel dan majalah, kamu semangat melahapnya. Membaca ayat-ayat suci-Ku, kamu enggan menyentuhnya?
Menghabiskan uang untuk belanja dan foya-foya, kamu tak pikir panjang. Menafkahkan harta di jalan-Ku, kamu perhitungan?
Demi menemani kekasih pergi, kamu rela batalkan janji pertemuan lainnya. Demi menemui-Ku dalam ritual, tak mau korbankan hal lain sejenak?
Memuji kekasih, kamu pandai. Nama-nama indah-Ku, kamu tak tau?
Datang ke kantor, kamu usahakan tepat waktu, beralasan takut atasan. Terlambat menunaikan ibadah, kamu biasa saja?
Saat sakit, kamu meminta kesembuhan pada-Ku. Saat sehat, kamu berpaling lagi dari-Ku?
Saat susah, kamu datang memohon pada-Ku. Saat Ku beri sedikit kesenangan, kamu lupa pada Yang Memberi?
Itulah, jika Tuhan suka menyindir.
Tapi tentu saja Tuhan tidak demikian.
Ia punya cara yang lebih tepat untuk membimbing kita dalam naungan kasih-Nya.
Biar bagaimanapun, kita yang butuh Tuhan, bukan sebaliknya. Kita yang seharusnya tahu diri.
Saya pun sebenarnya sedang menyindir diri sendiri dalam tulisan ini, agar saya juga tahu diri :)
Bersama dengan kekasih, kamu betah berlama-lama. Bersama dengan-Ku dalam do'a, kamu ingin cepat-cepat menyudahi?
Sehari tak bertemu dengan kekasih, kamu rindu tak karuan. Berkali-kali kamu tak menemui-Ku dalam sholat, tidak rindu sedikit pun?
Membaca novel dan majalah, kamu semangat melahapnya. Membaca ayat-ayat suci-Ku, kamu enggan menyentuhnya?
Menghabiskan uang untuk belanja dan foya-foya, kamu tak pikir panjang. Menafkahkan harta di jalan-Ku, kamu perhitungan?
Demi menemani kekasih pergi, kamu rela batalkan janji pertemuan lainnya. Demi menemui-Ku dalam ritual, tak mau korbankan hal lain sejenak?
Memuji kekasih, kamu pandai. Nama-nama indah-Ku, kamu tak tau?
Datang ke kantor, kamu usahakan tepat waktu, beralasan takut atasan. Terlambat menunaikan ibadah, kamu biasa saja?
Saat sakit, kamu meminta kesembuhan pada-Ku. Saat sehat, kamu berpaling lagi dari-Ku?
Saat susah, kamu datang memohon pada-Ku. Saat Ku beri sedikit kesenangan, kamu lupa pada Yang Memberi?
Itulah, jika Tuhan suka menyindir.
Tapi tentu saja Tuhan tidak demikian.
Ia punya cara yang lebih tepat untuk membimbing kita dalam naungan kasih-Nya.
Biar bagaimanapun, kita yang butuh Tuhan, bukan sebaliknya. Kita yang seharusnya tahu diri.
Saya pun sebenarnya sedang menyindir diri sendiri dalam tulisan ini, agar saya juga tahu diri :)