Salah seorang teman gue pernah nulis:
"Cerita novel buatan Allah jauh lebih perfect dari pada novel buatan novelis berpengalaman sekali pun." –Ratih D.-
*kata-kata lo menginspirasi, Tih :D
Gue setuju banget sama kalimat di atas. Demikian halnya dengan kalimat "Film buatan Allah jauh lebih keren dibanding film buatan sutradara mana pun." (ini tanpa maksud menyepelekan kemampuan para sutradara loh ya.) Maksud gue di sini adalah film kehidupan atau novel kehidupan, di mana kita sendirilah yang jadi pemain utamanya. Gue jadi pemeran utama film kehidupan gue, dan orang-orang lain pun demikian dalam hidupnya masing-masing.
Gue ngerasa kagum dengan cara Sang Sutradara Kehidupan, mengarahkan jalan cerita kehidupan kita dengan sedemikian rupa. Banyak ‘adegan-adegan’ nyata yang kita alami mulai dari yang menyenangkan, menyebalkan, menyakitkan, ngebingungin, sampe yang ngga disangka-sangka. Dulu gue kira kejadian si X berpapasan dengan si Y yang ternyata ibu kandungnya, cuma ada di sinetron Tersanjung. Dulu juga gue pikir kisah cinta super rumit nan lebay hanya ada di sinetron Cinta Fitri. Tapi ternyata eh ternyataaa.. semua adegan-adegan sinetron itu (kecuali sinetron manusia terbang sama elang-elangan itu ya) bisa menjadi amat nyata bahkan lebih unik dari pada di sinetron.
‘Adegan-adegan’ dalam kehidupan kita yang kesannya kebetulan dan berasa ‘dunia-kok-sempit’, sebenernya emang setting-an Allah. Segala sesuatu yang terjadi pasti atas izin-Nya, bukan? And everything happens for a best reason indeed. Sekalipun ada hal-hal buruk terjadi and it’s bringing you down, inget aja pasti ada alasan indah di balik kejadian itu. Misalkan, lo abis kehilangan sesuatu, pasti deh ada yang lebih baik yang udah disiapin Allah buat lo. Yakin. Skenario Allah tetap yang terbaik kok.
Terus gimana dengan akhir dari ‘film’ kita? Happy ending atau sad ending? Yaa.. Semua orang juga maunya happy ending lah yaa. Bahkan ada yang bilang “God only makes happy endings. If it's not happy, then it's not the end!”.
Yang jelas, bagaimana ending dari hidup kita bisa kita tentukan dari sekarang. Just do the best to get your happy ending and let God do the rest J
Eh kalau diibaratkan film, kehidupan gue masuk dalam genre film apa ya? Komedi, horror, atau apa? Mari kita analisa ya. Tsaaah.. Penting abis ye.
Nah apakah hidup gue masuk dalam genre film komedi? Bisaaa.. Dalam kehidupan gue lumayan banyak hal lucu yang bisa bikin gue ketawa. Bahkan hal-hal yang ngga lucu dan ngeselin aja, bisa bikin gue ketawa. *tapi nangis dalam hati :p
Drama? Bisa jugaa. Siapa sih di dunia ini yang tidak pernah mengalami masa-masa nangis bombay dikarenakan peliknya kehidupan? Yah namanya juga lika-liku kehidupan ya.. (sok asik nih bahasa gue)
Ok, next. Horor? Oh please, yang ini jangan. Kalo kehidupan gue bergenre horror, berarti gue jadi kuntilanaknya gitu? Hiiih! No!
Film action? Oh rasanya tidak. Selama hidup, gue jarang (dan jangan sampe) berhadapan dengan adegan kekerasan kaya tembak-menembak gitu. Tapi kalo adegan ditembak sih gue sering. Muahahaha.. #preeeeet #hoeeeeek #abaikan
Film kolosal-heroik? Hmm.. Ga lah. Yakali gitu ya gue jadi pahlawan negara. Hehe.. Sape gueee..
Iya begitulah analisa-singkat-padat-dan-tidak-jelas dari gue. Someday, gue pengen menceritakan semua ‘film kehidupan’ gue buat anak-cucu gue. Gue dongengin mereka sebelum tidur gitu. Eh iya lucu juga kali ya kalo kehidupan kita semua masing-masing dijadiin film beneran biar bisa ditonton sama generasi keturunan kita selanjutnya. Ntar yang meranin karakter gue si Rianti Cartwrigth aja, ngga apa-apa deh. Hahaha! *sakarepmu lah, Ay..
Back to the topic. Yang jelas, setiap adegan dalam 'film kehidupan' kita pasti ada hikmahnya. Sekali lagi inget, skenario Allah pasti yang terbaik. Rencana Allah pasti indah :)