Monday, July 9, 2012

Layang-Layang

"Layang-layang itu bebas terbang di langit, tapi tetap ada tali yang mengikatnya di bumi." -Madre-

Satu kalimat yang aku suka dari buku berjudul Madre, karangan Dee Lestari. Mungkin yang aku tulis sekarang ini, konteksnya berbeda dengan apa yang ditulis dalam buku itu. Tapi tetep, aku suka sama kalimat di atas. Meaningful..

Layang-layang itu bebas terbang di langit, tapi tetap ada tali yang mengikatnya di bumi.

Tujuannya apa?

Supaya ia bisa terbang dengan harmonis.

Tidak terbawa angin kencang.

Tidak tersangkut di tempat lain.

Dan sebagainya...

Jadilah seperti layang-layang. Terbang bebas meraih impian setinggi-tingginya. Tapi tetap ingat, ada tali yang mengikat kita. Tali. Ikatan. Aturan. Bebas pun tetap ada aturannya. Bebas pun tidak serta merta lupa diri. Jaga diri. Jangan sampai terbawa angin. Terbawa arus.. Kemudian hilang. Hilang jati diri.. Atau tersangkut di suatu tempat. Lalu stuck dan tidak bisa terbang lagi. Tidak bisa bangkit lagi..

Jadilah seperti layang-layang, yang terbang dengan indah, dan terjaga dari bumi...

weheartit.com




Tuesday, June 19, 2012

Just Do It Anyway

Berani, bukan berarti tidak memiliki rasa takut. Berani adalah tetap melangkah, walaupun dihantui rasa takut. Pada akhirnya, kamu akan benar-benar berani..

Kuat, bukan berarti tak pernah jatuh dan menangis. Kuat adalah tetap bangkit, meski berkali-kali jatuh dan merasakan perih. Pada akhirnya, kamu akan benar-benar kuat..

Yakin, bukan berarti tidak pernah ragu. Yakin adalah tetap konsisten berjuang, walaupun sering dilanda keraguan. Pada akhirnya, kamu akan benar-benar yakin tak tergoyahkan..

Ikhlas, bukan berarti tak pernah mempertanyakan kepahitan hidup. Ikhlas adalah terus berupaya melegakan hati. Sekalipun muncul pertanyaan-pertanyaan, kamu menyerahkan jawabannya kepada Tuhan. Hingga pada akhirnya, kamu akan benar-benar ikhlas..

Sabar, bukan berarti tak pernah letih dalam berusaha. Sabar adalah tetap berusaha sekaligus bertahan, meski keletihan itu mengujimu. Pada akhirnya, kamu akan terlatih sabar..

Tulus, bukan berarti tidak mengharap balasan sama sekali. Tulus adalah tetap memberi dan menebar manfaat. Sekalipun rasa pamrih itu datang, kamu hanya berharap kepada Tuhan. Hingga pada akhirnya, kamu akan benar-benar tulus..

Menjadi baik, bukan berarti tidak pernah berbuat salah. Menjadi baik adalah belajar mendewasakan diri dan bertanggung jawab ketika berbuat salah. Dari hal itu, kamu akan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.. 


Semua hal pasti butuh proses. Dan sebaik-baiknya proses menuju kebaikan adalah yang disegerakan sepenuhnya. 




weheartit.com

Sunday, June 17, 2012

Sehangat Serabi Solo


*Cerita flash fiction ini dibuat untuk permainan #15HariNgeblogFF day 6, dengan judul "Sehangat Serabi Solo."


Pasar Klewer, Solo


Kamu lahir dari rahim wanita hebat yang ada di sampingku ini.

“Sing motif Sido Mukti apik-apik yo.” kata Ibumu. Oh bukan Ibumu, tapi Ibu kita.

Tangannya sibuk membentangkan kain-kain batik yang tertata di salah satu kios Pasar Klewer, pusatnya batik di kota Solo. Dengan bahasa Jawa kental, Ibu melakukan tawar menawar dengan sang penjual yang sudah dikenalnya sejak lama. Aku menyimak walau kurang paham bahasanya. Yang ku tangkap, Ibu membeli kain batik dalam jumlah banyak dan corak yang berbeda-beda. Ada saudara di luar kota yang minta dikirimkan batik untuk dijualnya lagi di sana. Kata Ibu, lumayan bisa dapat komisi dari dia.


Kamu dididik oleh wanita yang begitu menyayangimu ini.

“Nduk, buat Bayu kita belikan juga ya. Kemeja lengan pendek atau panjang ya?” tanya Ibu, menanyakan pendapatku tentang kemeja batik yang hendak dipilihkan untukmu.

“Oh.. atau beli yang model sarimbit ini aja ya, Nduk. Jadi sepasang, buat kamu dan Bayu. Bagus ini motifnya. Tuh kamu tambah ayu kan.” kata Ibu lagi, seraya membentangkan baju sarimbit, yaitu jenis batik yang dirancang sepasang untuk laki-laki dan perempuan dengan motif yang sama, seperti kaos couple.

Aku tersenyum mengangguk. Aku percaya pada pilihan Ibu. Ibu paham benar akan batik yang cantik.


Kamu dibesarkan oleh wanita tangguh.

Selesai memborong beberapa kain dan pakaian batik, aku dan Ibu berjalan menyusuri lorong yang berderet kios-kios di sampingnya. Kaki kami pun melangkah menuju emperan toko di bagian luar.

“Ibu dulu berjualan di situ, Nduk.” ucap Ibu sambil menunjuk salah satu bagian emperan pasar.
Sembari berjalan, Ibu bercerita tentang bagaimana dulu beliau berjualan batik dengan modal pas-pasan. Tidak punya kios, hanya berbekal setumpukan kain batik dan terpal yang ia gelar di pinggir emperan serta beberapa helai batik yang ia sampirkan di pundaknya. Dengan berjuang sendiri, beliau berhasil menyekolahkan anak-anaknya -- termasuk kamu -- hingga lulus kuliah. Semuanya persis seperti yang pernah kamu ceritakan. Bedanya, kali ini aku mendengarkan langsung dari Ibu. Aku semakin kagum. Terbesit pertanyaan dalam benakku. Bisakah aku sekuat Ibumu?


Kamu memperlakukan Ibumu, juga aku, bak permaisuri. Manis.

“Itu Mas Bayu udah dateng jemput, Bu.” kataku sesaat setelah melihat mobilmu berhenti tak jauh dari tempat kami berdiri.

Kamu dengan sigap turun dari mobil dan mengambil alih semua kantung plastik belanjaan kami. Kemudian memasukkannya ke dalam mobil satu per satu.

“Ini ada serabi. Tadi beli di depan Masjid Agung. Pasti pada laper kan. Ayo ayo.. dimakan mumpung masih hangat, Bu, Rin.” katamu mempersilahkan kami ketika sudah berada di dalam mobil.

“Nanti nyampe rumah langsung istirahat. Nanti tak pijitin satu-satu kaki dan tangannya ya.” sambungmu lagi sambil menyetir. Kamu memberikan apa yang belum kami minta. Bagaimana aku tidak tersentuh.

Sepanjang perjalanan pulang, pembicaraan kami bertiga terus mengalir. Tentang kota Solo, tentang masa kecilmu, juga tentang bahasa Jawa yang ingin ku pelajari lebih dalam.

Seminggu sudah aku pindah ke kota ini dan merajut kehidupan baru setelah menikah denganmu. Meninggalkan semua gemerlap kota Jakarta serta karirku sebagai manajer di salah satu bank asing. Semua orang di sekeliling, terlebih orangtuaku, menganggap aku bodoh sekaligus meragukan kesungguhanku untuk menetap di sini. Entahlah. Yang ku rasakan sekarang hanya satu. Berada di dekat kamu dan Ibu, aku menemukan kehangatan baru, sehangat serabi Solo yang ku gigit ini.


Wednesday, June 13, 2012

Pagi Kuning Keemasan


*flash fiction ini ditulis untuk ikut partisipasi dalam permainan #15HariNgeblogFF day 2 dengan judul "Pagi Kuning Keemasan" :))





Di atas bebatuan granit ini, aku duduk santai sambil sesekali membidikkan kamera ke arah laut. Airnya yang jernih serta pantai berpasir putih tak henti-hentinya membuatku berdecak kagum. Langit pagi berwarna kuning keemasan ini pun seolah menyambut kedatanganku dengan hangatnya. Inilah keindahan Pulau Lengkuas, di Belitung, yang baru saja aku cicipi beberapa menit setelah turun dari kapal sewaan.

Sementara tanganku sibuk memotret, pria di sebelahku yang bernama Leon ini hanya diam saja, tak bersuara. Leon adalah salah satu wisatawan yang serombongan denganku tadi saat menyewa kapal dari Tanjung Binga. Matanya tajam. Bibirnya tipis. Rambutnya sedikit gondrong, namun diikatnya dengan rapi. Hanya ada sedikit pembicaraan di antara kami semenjak perkenalan tadi di atas kapal. Entah kenapa ia seperti mencoba untuk menutup diri.

Raut mukanya yang datar, memunculkan niat usilku. Aku mencoba membidik kamera ke arahnya. Dari samping, aku memotret dengan fokus pada wajahnya dan dilatarbelakangi semburat langit pagi. Cklik! One shoot!

Leon menoleh ke arahku. Sepertinya ia sadar ada papparazi yang berusaha mengambil gambarnya.

“Eh kamu ngga foto-foto pemandangan di sini?” tanyaku mencoba membuat persepsi, seolah-olah barusan aku habis memotret pemandangan.

“Buat apa?”

“Ya buat kenang-kenangan aja. Nanti kan pas lagi di Jakarta, bisa inget lagi pemandangan di sini lewat foto.”

“Ingatanku sudah seperti photographic memory. Semua yang terjadi di sini, pasti aku ingat tanpa harus melihat foto.” jawabnya. Serius sekali.

“Sudah coba foto dari atas mercusuar sana?” lanjutnya.

“Belum.”

“Ayo kita ke sana. Pemandangannya bagus.” katanya dengan mantap.

Leon bangkit dari duduknya. Aku mengikuti Leon menuju mercusuar tua peninggalan Belanda itu. Sesampainya di depan mercusuar, kami disambut dengan seorang pengawas yang mempersilahkan kami naik ke atas. Tangga demi tangga kami susuri. Cukup menguras tenaga memang, tapi aku ingin segera melihat pemandangan dari atas sana. Sesampainya di atas, kami bertemu dengan salah seorang Bapak pengawas mercusuar lainnya. Leon menyapanya.

“Pagi, Pak. Masih ingat saya?” ucap Leon sambil tersenyum.

Bapak tersebut tampak berfikir namun dengan cepat berkata, “Dek Leon ya? Yang tahun lalu dateng ke sini dan terpaksa nginep di rumah saya karena cuaca buruk kan?”

“Iya betul, Pak.”

“Loh ini istrimu yang waktu itu? Sepertinya beda ya?” tanya si Bapak berkumis itu, dengan keheranan menatapku.

Hah? Istri? Leon sudah beristri?  Aku yang terheran-heran sekarang. Tapi aku memilih diam sambil mendengarkan percakapan mereka.

“Bukan. Ini teman saya. Kalau istri saya sudah meninggal, Pak. Tidak lama setelah pulang dari honeymoon di sini..” suara Leon sedikit tercekat.

Istrinya meninggal? Setelah honeymoon? Tidak terbayang bagaimana rasanya. Pasti Leon sedih bukan main..

Leon dan Bapak berkumis itu terus berbincang. Sementara aku hanya berbincang dengan diriku sendiri dalam hati. Ada keperihan yang ku rasa. Namun aku tidak berani banyak berbicara. Takut dikira mencampuri urusan pribadi Leon. Setelah percakapan mereka selesai, aku dan Leon berdiri di pinggir pembatas mercusuar. Dari sini, semua pemandangan laut dan pulau bisa terlihat secara keseluruhan. Indah sekali. Menakjubkan!

“Boleh pinjam kameramu untuk rekam video? Aku ingin mengutarakan sesuatu lewat video.” ucap Leon serius.

Aku mengangguk sambil menyerahkan kameraku. Leon kemudian menekan tombol mode on untuk video. Tangannya langsung mengarahkan lensa kamera ke pemandangan langit, laut, serta pasir yang ada di bawah. Tak lama ia pun menghadapkan kamera ke arah wajahnya.

“Kayla, hari ini adalah hari pernikahan kita yang pertama. Kamu di surga sana. Aku di surga Pulau Lengkuas yang tahun lalu kita datangi ini. Happy anniversary, dear. Love you always.” ucap Leon sambil tersenyum lalu mengakhiri rekamannya. Matanya mendadak merah. Ya, matanya berair walau tak sampai tumpah.

“Nanti di Jakarta aku minta videonya ya.” kata Leon kepadaku.

Aku cuma bisa mengangguk. Sekali lagi, aku tidak berani banyak bertanya tentang mendiang istrinya. Pasti perih baginya untuk menceritakan kembali kenangan yang tak pernah bisa kembali.

Di sini, di tempat yang begitu indah ini, ada pilu yang tersimpan. Sungguh kontras..

Saturday, May 12, 2012

Untuk Kamu Renungkan

Untuk kamu renungkan sebelum tidur:

- Sepanjang hari ini, kamu lebih sering bersyukur atau mengeluh?
Ingat, mengeluh adalah ciri orang yang tidak pandai bersyukur.

- Sepanjang hari ini, kamu lebih sering tersenyum atau cemberut?
Perhatikan ini: senyum bisa menarik semesta mendatangkan hal-hal baik datang kepadamu.

- Sepanjang hari ini, kamu lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal produktif atau hal yang sia-sia?
Jika kamu anggap dirimu berharga, maka gunakan waktumu hanya untuk hal-hal berharga saja.

- Sepanjang hari ini, kamu lebih banyak membuat orang lain tersenyum, atau justru membuat mereka kesal?
Sebaik-baiknya manusia adalah yang senang memberi manfaat bagi sekitarnya.

- Sepanjang hari ini, kamu merasa semakin dekat kepada Tuhan atau semakin jauh dari-Nya?
Sadar diri. Kamu tanpa Tuhan, bukan apa-apa.

- Sepanjang hari ini, pikiranmu lebih banyak terisi oleh hal positif, atau hal negatif?
Berfikiran negatif itu melelahkan, berfikiran positif itu menyenangkan.

- Secara keseluruhan, pelajaran apa yang dapat kamu ambil dari hari ini?
Pasti selalu ada 'pesan' dan pelajaran yang ingin Tuhan sampaikan setiap harinya. Pahami!

- Secara keseluruhan, apakah hari ini kamu lebih baik dari pada hari kemarin?
Teruslah belajar menjadi pribadi yang baik dan lebih baik lagi.

Renungkan ini semua setiap malam, sebagai bahan introspeksimu....


Thursday, April 26, 2012

Sedihmu Pasti Ada Harganya


Kamu yang sedang merasa sedih, kamu yang sedang terpuruk, kamu yang dikecewakan oleh kenyataan, kamu yang rapuh, juga kamu yang masih diselimuti kebimbangan.. Ya, aku tahu bagaimana rasanya semua itu. Ayo ke mari. Kemarilah mendekat. Kamu tidak sendirian.

Menangislah di pundakku, jika kamu ingin meluapkan apa yang menyesakkanmu. Rangkul aku, jika itu bisa membantu menenangkanmu. Teriak di telingaku pun tak apa, jika itu bisa membuatmu lega.

Ya.. Aku tahu bagaimana rasanya itu..

Sekarang, mari sejenak tenangkan pikiranmu. Lepaskan semua yang membuatmu kalut. Perlahan-lahan, redam hatimu. Tenang dulu sejenak. Setidaknya beberapa menit ke depan..

Nah. Mungkin saat ini kamu sedang terpuruk. Entah karena ada yang menyakitimu, ada yang meninggalkanmu, atau ada seseorang yang harus kamu lepaskan. Bisa dibilang, inilah titik jatuhmu. Tak mengapa, asalkan kamu sadar sekaranglah waktunya untuk bangkit. Sekarang. Bukan nanti atau pun bukan esok hari. Sulit? Ya, aku paham. Tapi kamu bisa. Pasti bisa. Bukankah titik terendah dalam hidup seseorang adalah titik tolak menuju pencapaian tertingginya kelak?

Ayo bangkit! Mulailah melangkah. Berjalan, meski kamu harus tertatih. Cukup sekali saja melihat ke belakang. Jadikan itu bekal hidupmu kelak. Yang penting, jangan berjalan mundur. Jangan! Sekalipun ada kebahagiaan di situ, tapi itu sudah berlalu bukan? Masa depanmu yang jauh lebih bahagia ada di depan sana.

Mungkin kamu sudah mencoba bangkit, tapi masih kerap jatuh berulang kali. Begitukah? Ya, aku mengerti. Tak mengapa. Itu wajar. Yang tak wajar, jika kamu enggan bangun lagi dan memilih untuk tenggelam dalam kesedihanmu.

Ayo terus berjalan! Tepis semua yang membuatmu risau. Segala keraguan, kenangan, kebimbangan atau sakit hati mungkin kerap menghantuimu. Pasti itu semua melelahkan bukan? Ya, itu karena ada bagian hatimu yang belum lapang. Keadaan sekarang memang telah berubah. Terima hal itu. Maka ketika semua tidak lagi sama seperti dulu, yang kamu perlukan adalah menyesuaikan diri dengan keadaan sekarang. Ya, menyesuaikan diri! Butuh waktu? Pasti. Segala sesuatu butuh proses. Tapi tak ada kebaikan yang kamu dapat dari berlama-lama meratapi keadaan. Segera untuk pulihkan hatimu. Segera.

Sekarang, lihat di sekitarmu. Kamu tidak sendirian. Banyak yang siap mendukungmu. Keluargamu, sahabatmu, rekan kerjamu, atasanmu, bawahanmu, jangan tutup mata atas kehadiran mereka semua. Bahkan, orang yang tidak kamu kenal sekalipun bisa saja memberimu senyuman tulus. Buka mata dan hatimu. Ah iya.. Tuhanmu. Ingat Tuhanmu. Dia tidak akan meninggalkanmu. Dia menyayangimu melebihi daripada kamu menyayangi dirimu sendiri. Tuhanmu pasti mengirimkan orang-orang yang sedia membantumu melalui berbagai fase hidupmu. 

Nah. Ayo, percepat langkahmu! Ingat kembali impian-impian yang hendak kamu raih. Kejar semampumu. Nantinya, impianmu juga akan berlari mengejarmu. Kalaupun kamu harus terjatuh lagi.. Ah itu sudah biasa. Jatuh, bangkit, jatuh, bangkit. Sesekali berlari, melompat, atau kalau perlu istirahat sejenak. Yang penting bukan kembali mundur. Jaga ritme hidupmu. Jaga semangatmu. 

Sekarang, perhatikan ini. 

Akan ada satu saat di mana kamu tersenyum bahagia mengingat semua masa sulitmu. 

Akan datang masanya juga, kamu berterima kasih pada titik jatuhmu. 

Akan ada saatnya pula kamu tersadar bahwa ternyata kamu kuat. Jauh lebih kuat dari yang kamu kira.

Dan akan tiba waktunya juga, seseorang yang tepat datang kepadamu. Siap berjalan beriringan denganmu mengejar impian bersama.

Sekali lagi, semua sedihmu, sakitmu, lelahmu, dan perihmu sekarang, pasti ada harganya. Semua akan terbayar dengan kebahagiaan. Pasti!

weheartit.com


Sunday, April 1, 2012

Selamat Ulang Tahun, Kamu

Cerita flash fiction ini masih untuk project #FFHore. Kali ini temanya "Selamat Ulang Tahun, Kamu." Baca yuuuk.. :)

“Selamat ulang tahun, Dian.” kataku pelan seraya memandangimu. Tanganku memegang erat plastik berisi bunga. Hanya ini kado yang bisa aku beri untukmu. 

Kamu tak membalas ucapanku. Diam. Hening. Di hari spesial ini, seharusnya aku bisa melihatmu tersenyum atau tertawa lepas. Tapi kali ini tidak.

Aku ingat, pada tanggal yang sama setahun yang lalu, aku memberimu kado sepasang jam tangan. Satu untukmu, satu lagi untuk aku pakai. Kamu begitu senang saat menerimanya karena jam tangan itu yang kamu idamkan sejak lama. Kemudian kamu juga memberiku hadiah sepasang kaos bergambar karikatur muka kita. Satu untukmu, satu untukku. Manis.

Tahun ini, aku hanya bisa memberimu bunga ini. Bukannya aku tidak ingin memberimu kado lain. Bukan.. Oh tapi aku juga memberimu do’a. Itu pasti. Do’a agar kamu bahagia selalu, meskipun kita tidak bisa lagi bersama.

“Dion, taburkan itu bunganya.“ kata Ibu setelah kami selesai berdo’a.

Aku menuruti perkataan Ibu. Lalu mataku menatap kamu yang ada di hadapanku.

Dian Arbithania binti Pandu Iryawan
Lahir: Jakarta, 29 Maret 1988
Wafat: Jakarta, 07 Agustus 2011

Hari ini usiaku bertambah menjadi 24 tahun. Kamu pun seharusnya demikian. 

“Selamat ulang tahun, kamu. Semoga selalu tenang di sana.” bisikku seraya mengecup batu nisan saudari kembarku.

Friday, March 16, 2012

Quotes - Part 3

1.
Memaafkan mungkin sulit. Tapi hidup sebagai pribadi yang tidak pemaaf, akan terasa jauh lebih sulit.

2.
Jangan lemahkan hatimu. Kamu lebih kuat dari yang kamu kira. Jauh lebih kuat.

3.
Bahagia itu bukan terletak pada apa yang kamu alami dan apa yang kamu dapatkan. Tetapi, bahagia itu tergantung dari bagaimana kamu mensyukuri apa yang kamu alami dan apa yang kamu miliki.

4.
Segala sesuatu yang terjadi pasti atas seizin-Nya. Apa yang tidak terjadi pun pasti sesuai dengan kehendak-Nya. Tuhan punya alasan indah untuk kedua hal itu.

5.
Perlakuan buruk orang lain terhadapmu, bukan berarti pemakluman untukmu melakukan hal yang sama terhadapnya. Jika tetap demikian, kamu serupa buruk dengannya bukan?

6.
Balas dendam terbaik untuk orang yang menyakitimu adalah tetap berdiri tegar dan menghadiahkannya kesuksesanmu.

7.
Setiap masalah diciptakan berdampingan dengan solusi. Setiap cobaan yang hadir juga disesuaikan dengan kadar kekuatanmu. Lalu mengapa masih berputus asa?

8.
Yang baik belum tentu tepat. Ya. Pahami kalimat itu.

9.
"Prestasi sesungguhnya adalah ketika kamu memiliki banyak prestasi, tapi kamu tetap berada di jalan-Nya." -Agnes Monica-

10.
Jangan sampai hanya karena satu kesedihan, membuatmu lupa akan nikmat-Nya yang tak terhingga.

Friday, March 9, 2012

Cheers!!

weheartit.com

weheartit.com

Tuesday, February 28, 2012

Happy Birthday to You


Hari ultah udah lewat. Tapi masih dapet ucapan dan doa-doa. Aiih. Terharuuu. Makasih yaaa. Aku doakan yang baik-baik juga untuk kalian semua :* 

Then, I wanna say...

AYYAAAA.. HAPPY BIRTHDAY TO YOU! WISH YOU ALL THE BEST. Semoga bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya, bisa memberi banyak manfaat bagi banyak orang, dan impian-impiannya tercapai. Amiiiiin.

Allah bless you. Semangat ya, Ay!!

weheartit.com
Btw umur gue sekarang menjadiiiii... jreng.. jreng.. berapa ya?

Hmm.. Kalo ga salah sih segini.


17 + 2 - 9 + 3 + 1 - 15 - 2 + 10 + 2 - 4 + 10 - 1 + 9 = umur gue

Nah! Segitulah kira-kira..
Mamiiiiih, perasaan baru kemaren lulus TK, kok sekarang umurku nambah secepat ini :|

Friday, February 24, 2012

Pelangi Itu Kita

Tulisan untuk project #20HariNulisDuet. Hari ke 15 #BhinnekaTunggalIka. Kolaborasi bersama penulis handal @ericknamara . Makasih ya, Mas Erick. Senang bisa duet nulis bareng. Next time boleh lagi ya? :D



Aku kemarin melihat pelangi. Sepertinya ada kebohongan di sini, karena menurutku pelangi tidak hanya memiliki warna seperti yang diajarkan dulu, tujuh warna. Pasti jauh lebih banyak dari itu. Dan menurutku juga, pelangi bisa dikatakan sebagai salah satu keajaiban. Itu, menurutku.

Lalu aku membayangkan kalau pelangi hanya satu warna biru, atau warna apa pun itu. Mungkin tetap menarik, tapi itu lebih karena jarang terjadi saja sehingga orang akan tetap mengaguminya. Yang membuat pelangi lebih menarik, adalah karena warnanya yang selalu lebih dari satu. Bercampur dan bertingkat, menyesuaikan diri, saling menempel erat, lalu menjadi satu. Keajaibannya ada di situ.

Begitu pun kita. Sadarkah kamu betapa berbedanya 'warna' kita? Kamu memiliki karakter pribadi yang enerjik, penuh semangat, dan ceria. Setiap kata yang keluar dari mulutmu, punya kekuatan menghidupkan suasana. Siapa pun yang berada di dekatmu pasti paham kamu pemercik semangat yang sulit padam. Itu warna khasmu, kan? Kalaupun emosimu terkadang suka meletup-letup, aku tak peduli. Aku tetap suka, karena itu bagian dari warnamu.


Sementara aku, kebanyakan orang berpendapat aku ini bersifat 'air'. Tenang, kalem, pendiam. Mungkin benar, itu warnaku. Beberapa orang sekitarku juga mengatakan aku orang yang sabar. Entahlah. Yang jelas, aku pun sering menjadi orang yang penakut dan peragu. Itu warnaku. Nah.. itu! Itu dia! Di situ, kamu menjadi penyelarasku. Kamu yang menyulap semua keraguan dan ketakutanku menjadi gelombang semangat. Ajaib!

Lagi, aku berpikir betapa berbedanya kita. Hobi, selera, latar belakang. Ah.. Semua penuh warna.

Tapi bukankah itu yang membuat kita sangat menarik? Ketika kamu meletup-letup, aku akan mengguyurmu agar tidak melebihi itu. Dan ketika aku terlalu ragu, kamu akan mendorongku dengan percayamu bahwa aku bisa melakukannya, bahwa yang menghalangiku hanya ketakutanku saja, bahwa kamu... Mencintaiku. Kamu akan bersamaku sesulit apa pun itu. Untuk menemaniku, untuk menjaga bahagiaku.

Aku semakin bersyukur. Perpaduan ini menyadarkanku bahwa yang berbeda itu justru bisa saling melengkapi dan mempercantik. Aku dan kamu adalah sebuah sinergi yang harmonis. Sebagaimana pelangi yang selalu menarik dengan warna-warninya. Pelangi itu indah. Pelangi itu kita.

Monday, February 13, 2012

Give Me One More Chance

Tulisan untuk project #20HariNulisDuet. Hari ke 4 #Kepercayaan. Duet bersama @rayfarahsoraya Hihi.. Thanks udah ngajak aku kolaborasi, Ray. Seru yaaa :))


Via masih sibuk berkutat dengan sketch book nya. Sesekali ia menggaruk kepala dengan pensilnya. Dan matanya melihat layar komputernya. Menggabungkan imajinasi yang sudah ditaruh di sketch book nya lalu dituangkan ke aplikasi komputer sungguh cukup merepotkan dan menguras pikiran. Hanya rasa percaya dan yakin kala teknologi sanggup menyamakan ciptaan dari tangannya, Via mulai beralih ke komputernya dan mengutak - atik designnya agar sama seperti gambar tangannya.
Jam 3 pagi. Damn, bahkan gue belum makan malam, dan sebentar lagi sudah harus sarapan
Via mengumpat lalu beranjak. Ia tidak akan membiarkan maag nya kambuuh yang malah membuat pekerjaannya terhambat. Via benci itu, ketika suatu pekerjaan harus semakin lama tertunda hanya karena penyakit kecil. Via mengambil macaroni schotel sisa kemarin  yang masih banyak. Via menjawil sedikit ujungnya dan dimasukkan ke mulutnya. Sudah kepalang lapar, Via langsung memakannya dengan sendok tanpa memanaskannya.

Bleg
Badannya direbahkan ke sofa panjang hijau kesukaannya. Tempat ia beristirahat, menonton televisi, atau sesekali menangis disitu jika pekerjaannya dirasa terlalu berat. Tempat tidurnya hanya sesekali disentuhnya, ruangan yang terlalu besar dan tempat tidur dengan King Size malah membuat Via takut. Takut ia malah akan tertidur kepalang nyaman dan nyenyak sehingga ia terbangun pada siang hari dan menyesali semuanya. Lebiih baik Via mencuri tidur sejam dua jam lalu bangun dengan mata berat tapi semua pekerjaannya selesai. Selesai dengan tepat waktu.

Waktu menunjukkan pukul 8 pagi saat Via sudah tiba di kantornya. Sengaja ia datang lebih awal untuk mempersiapkan diri menjelang presentasinya nanti. Ia akan memperlihatkan hasil design-nya di hadapan sejumlah jajaran direksi, dengan agenda utama meeting mengenai perombakan lay-out store serta promosi menjelang hari Valentine. Sebenarnya meeting kali ini akan menjadi sebuah kesempatan bagus untuk Via memperlihatkan kemampuan design sekaligus ilmu marketing yang ia miliki.

Jam 10 tepat. Semua anggota rapat sudah hadir. Pak Wira, selaku Direktur perusahaan pun memasuki ruang meeting. Meeting dimulai dengan pembahasan awal soal strategi promosi Valentine di bulan Februari nanti. Pak Emir dari bagian marketing mempresentasikan ide-idenya. Tidak lama setelah itu, giliran Via yang mempresentasikan hasil design-nya tadi malam. Ia memperlihatkan beberapa gambarnya dalam slide singkatnya.

“Ini lay-out untuk lantai satu. Sengaja rak ditata agak padat di bagian samping agar di bagian tengah ada spot untuk menaruh dekorasi. Lalu untuk equipment seperti manequin dan meja bundar rencananya akan diletakkan di sini. Dengan lay out seperti ini, saya rasa customer akan lebih tertarik melihat.” Via menjelaskan dengan percaya diri.

“Sementara di lantai dua, lay out nya tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Hanya akan diberi sentuhan..”

“Cukup. Silahkan kembali ke tempat duduk.” ucap Pak Wira memotong presentasi Via.

Via terkesiap. Ia belum menyelesaikan presentasinya tapi sudah diminta menyudahi?

“Saya ngga akan mungkin approve lay out kaya begini.” Pak Wira melanjutkan dengan suara ketusnya.

Hah? Kenapa? Ada yang salah dengan design gue? Selama beberapa hari terakhir gue udah konsultasi ke bagian marketing dan mereka bilang ini udah sesuai. Terus sekarang malah Pak Wira ga approve? Batinnya bertanya-tanya. Via diam beberapa detik.

“Maaf, Pak. Alasannya?” Via memberanikan diri untuk bertanya.

“Ya kamu pikir saja sendiri! Kita berbicara tentang lay-out department store high class, bukan pasar!!” suara Pak Wira meninggi. Pedas.

Via berdiri mematung di depan peserta meeting. Semua mata mengarah padanya. Perasaan malu dan kesal berkumpul di hatinya. Sebenarnya sudah cukup sering Pak Wira ‘memakan korban’ dalam setiap meeting. Tapi baru kali ini Via yang menjadi sasarannya. Ia yang selama ini lebih sering mendapat apresiasi kali ini justru mendapat penolakan cukup keras. Sejujurnya Via masih bingung di bagian mana dari design-nya yang tidak sesuai.

“Baik, Pak. Akan saya perbaiki.” jawab Via sambil menahan rasa malu, kemudian berjalan menuju ke tempat duduknya.

***
Via menegakkan dagunya memasuki kubikalnya. Semua mata tertuju padanya, Pak Emir menatap dengan simpati, rasa bersalah sedikit menghampirinya.
Sudah cukup dua hari ia sengaja tidak masuk kantor, hatinya terlalu terpukul. Via tahu mereka menatap mata bengkak Via yang tidak bisa ditutupi. Dalam hati Via mengutuk koleksi kosmetiknya yang sedikit sehingga tidak bisa memanipulasi matanya yang sembab oleh airmata.

Jam 10.
Via memasuki ruang rapat. Kali ini, ia yang terakhir datang. Via sibuk menyusun dan mempersiapkan semuanya. Matanya menghindari tatapan semua jajaran direksi.
Biar kalian menatap gue nanti, gue lebih siap dari kemarin.

Giliran Via yang mempresentasikan revisi desainnya. Via menahan nafas panjang, dalam hatinya berharap tidak ada lagi yang membentaknya. Dirinya tulus memaafkan Pak Wira tanpa diminta, itu semua karena pekerjaan yang kepalang ia cintai. Via sesekali membenarkan blazer hijau toskanya, jajaran direksi terdiam dan mata mereka menatap Via, mereka sungguh ingin mendapatkan suatu gebrakan pada revisi desain Via pagi ini.

Klik.
Gambar muncul.
“Baik, selamat pagi semua. Langsung saja untuk desain revisi saya, saya merevisi pada area tengah. Saya menggantinya dengan ini, dimana setiap spot menghasilkan suasana Valentine, seolah mereka sebagai customer diajak menjelajahi dunia yang penuh cinta. Mulai dari entrance sampai selesai berkeliling customer seakan mendapatkan pengalaman yang belum ia rasakan sebelumnya. Untuk  gambar ini, yah, kita tambahkan dekorasi hati pada plafond namun tidak terlalu over, hanya di beberapa area saja. Dan kita libatkan seluruh indera mereka untuk merasakan sensasi jatuh cinta ini, maka di beberapa sudut ruangan saya menambahkan dengan aromaterapi manis seperti vanilla atau cokelat”

Beberapa petinggi menarik nafas. Via kembali duduk sesudah mengucapkan terima kasih. Tidak ada potongan dari Pak Wira, tidak ada mata yang mengernyit. Namun tiba-tiba..

Pak Wira berdiri, Via bahkan tidak dapat menangkap reaksi nya karena begitu cepat, ia meninggalkan ruang rapat.

Seluruh peserta meeting bertanya-tanya. Apa yang terjadi dengan Pak Wira? Ia bahkan tidak memberi komentar sedikit pun. Via merasa cemas seketika. Apakah idenya lagi-lagi tidak sesuai dengan keinginan Pak Wira?

Pak Gunawan, selaku Wakil Direktur, kemudian ikut keluar menyusul. Sementara peserta meeting yang lain tetap berada di dalam ruangan menunggu aba-aba apakah meeting disudahi atau terus dilanjutkan. Seisi ruangan mendadak dipenuhi suara bisikan pertanyaan bernada bingung. Pak Emir kemudian mencoba mengambil alih arahan meeting dengan membahas kembali jadwal promo Valentine. Di tengah pembahasannya, tiba-tiba tanda berwarna merah muncul di screen proyektor ruang meeting. Aplikasi notes intern perusahaan memunculkan tanda adanya pesan masuk. Pak Emir yang sedang berada di depan laptop membuka tanda itu. Klik. Seluruh mata memandang screen yang menampilkan isi notes tersebut.

From : Wira Rahadikusuma
To : All
Message :

“Saya barusan ke lantai satu dan dua untuk melihat langsung ke lapangan yang akan dirombak. Gagasan saudari Via layak untuk diterapkan. Saya minta gagasan itu segera dieksekusi. Team dekorasi harus kerjakan dari siang. Pemindahan equipment kerjakan setelah jam store tutup. Besok semua sudah harus jadi. Ingat, momen promo ini sudah semakin dekat. Besok siang saya akan inspeksi. Saya tidak terima alasan apa pun kalau sampai ada yang belum beres.”

Via membaca kembali tulisan yang ada di depannya. Ia tidak salah baca. Iya, benar. Pak Wira menyetujui idenya. Via menghela nafas lega. Seolah ada angin segar menghembus ke dalam kepalanya. Ia seakan sudah membayar rasa malu dan kesal yang dirasakannya dua hari yang lalu. Kali ini, tugas berikutnya menanti. Esok hari gagasan yang ia presentasikan tadi harus diwujudkan bersama. Tanpa cacat. Harus.

Sunday, February 5, 2012

Quotes - Part 2

Apa yang kamu tangisi saat ini, bisa jadi akan sangat kamu syukuri suatu saat nanti.

Apa yang kamu benci hari ini, mungkin akan benar-benar kamu sayangi esok hari.

Apa yang kamu anggap benar sekarang, belum tentu demikian di lain waktu.

Apa yang kamu katakan mustahil saat ini, bisa sangat mungkin terjadi suatu saat nanti. Yang dikatakan mustahil itu kan hanya karena belum pernah terjadi.

Apa yang kamu anggap sebagai masalah besar, sesungguhnya hanyalah hal kecil setelah kamu mampu melewatinya. Itulah mengapa, seharusnya kamu tidak perlu takut terhadap masalah.

Tidak perlu mendramatisir keadaan atau masalah. Terkadang masalahmu tidak seberapa, tapi pikiranmu sendiri yang menjadikannya seolah luar biasa.

Orang yang kamu anggap 'bukan siapa-siapa' hari ini, bisa saja menjadi penyelamat hidupmu kelak. Jangan pernah menyepelekan orang lain.

Orang yang kamu katakan menyebalkan, bisa jadi tidak demikian aslinya. Kamu hanya belum cukup mengenal dan memahaminya saja.

Orang yang jahat di masa lalunya, belum tentu sama di hari ini. Begitu pun sebaliknya. Setiap orang bisa berubah kapan saja.

Seharusnya keinginanmu untuk mendapatkan banyak hal di masa depan, tidak menjadikan kamu lupa akan hal-hal yang sudah kamu dapatkan sekarang.

Semoga apa yang kamu inginkan saat ini, benar-benar akan kamu jaga dan syukuri setelah mendapatkannya kelak. Karena kebanyakan orang lupa bersyukur, justru pada hal yang dulu pernah ia perjuangkan dengan sungguh-sungguh.

~hidup itu penuh dengan perubahan sesuai fasenya. semua tergantung dari cara kamu memandang dan mensyukurinya~

Monday, January 23, 2012

Film Kehidupan

Salah seorang teman gue pernah nulis: 
"Cerita novel buatan Allah jauh lebih perfect dari pada novel buatan novelis berpengalaman sekali pun." –Ratih D.- 
*kata-kata lo menginspirasi, Tih :D

Gue setuju banget sama kalimat di atas. Demikian halnya dengan kalimat "Film buatan Allah jauh lebih keren dibanding film buatan sutradara mana pun." (ini tanpa maksud menyepelekan kemampuan para sutradara loh ya.) Maksud gue di sini adalah film kehidupan atau novel kehidupan, di mana kita sendirilah yang jadi pemain utamanya. Gue jadi pemeran utama film kehidupan gue, dan orang-orang lain pun demikian dalam hidupnya masing-masing.

Gue ngerasa kagum dengan cara Sang Sutradara Kehidupan, mengarahkan jalan cerita kehidupan kita dengan sedemikian rupa. Banyak ‘adegan-adegan’ nyata yang kita alami mulai dari yang menyenangkan, menyebalkan, menyakitkan, ngebingungin, sampe yang ngga disangka-sangka. Dulu gue kira kejadian si X berpapasan dengan si Y yang ternyata ibu kandungnya, cuma ada di sinetron Tersanjung. Dulu juga gue pikir kisah cinta super rumit nan lebay hanya ada di sinetron Cinta Fitri. Tapi ternyata eh ternyataaa.. semua adegan-adegan sinetron itu (kecuali sinetron manusia terbang sama elang-elangan itu ya) bisa menjadi amat nyata bahkan lebih unik dari pada di sinetron.

‘Adegan-adegan’ dalam kehidupan kita yang kesannya kebetulan dan berasa ‘dunia-kok-sempit’, sebenernya emang setting-an Allah. Segala sesuatu yang terjadi pasti atas izin-Nya, bukan? And everything happens for a best reason indeed. Sekalipun ada hal-hal buruk terjadi and it’s bringing you down, inget aja pasti ada alasan indah di balik kejadian itu. Misalkan, lo abis kehilangan sesuatu, pasti deh ada yang lebih baik yang udah disiapin Allah buat lo. Yakin. Skenario Allah tetap yang terbaik kok.

Terus gimana dengan akhir dari ‘film’ kita? Happy ending atau sad ending? Yaa.. Semua orang juga maunya happy ending lah yaa. Bahkan ada yang bilang “God only makes happy endings. If it's not happy, then it's not the end!”.

Yang jelas, bagaimana ending dari hidup kita bisa kita tentukan dari sekarang. Just do the best to get your happy ending and let God do the rest J



Eh kalau diibaratkan film, kehidupan gue masuk dalam genre film apa ya? Komedi, horror, atau apa? Mari kita analisa ya. Tsaaah.. Penting abis ye.

Nah apakah hidup gue masuk dalam genre film komedi? Bisaaa.. Dalam kehidupan gue lumayan banyak hal lucu yang bisa bikin gue ketawa. Bahkan hal-hal yang ngga lucu dan ngeselin aja, bisa bikin gue ketawa. *tapi nangis dalam hati :p

Drama? Bisa jugaa. Siapa sih di dunia ini yang tidak pernah mengalami masa-masa nangis bombay dikarenakan peliknya kehidupan? Yah namanya juga lika-liku kehidupan ya.. (sok asik nih bahasa gue)

Ok, next. Horor? Oh please, yang ini jangan. Kalo kehidupan gue bergenre horror, berarti gue jadi kuntilanaknya gitu? Hiiih! No!

Film action? Oh rasanya tidak. Selama hidup, gue jarang (dan jangan sampe) berhadapan dengan adegan kekerasan kaya tembak-menembak gitu. Tapi kalo adegan ditembak sih gue sering. Muahahaha.. #preeeeet #hoeeeeek #abaikan

Film kolosal-heroik? Hmm.. Ga lah. Yakali gitu ya gue jadi pahlawan negara. Hehe.. Sape gueee..

Iya begitulah analisa-singkat-padat-dan-tidak-jelas dari gue. Someday, gue pengen menceritakan semua ‘film kehidupan’ gue buat anak-cucu gue. Gue dongengin mereka sebelum tidur gitu. Eh iya lucu juga kali ya kalo kehidupan kita semua masing-masing dijadiin film beneran biar bisa ditonton sama generasi keturunan kita selanjutnya. Ntar yang meranin karakter gue si Rianti Cartwrigth aja, ngga apa-apa deh. Hahaha! *sakarepmu lah, Ay..

Back to the topic. Yang jelas, setiap adegan dalam 'film kehidupan' kita pasti ada hikmahnya. Sekali lagi inget, skenario Allah pasti yang terbaik. Rencana Allah pasti indah :)

Friday, January 6, 2012

Review Buku

Nulis dan baca. Dua hal yang gue suka. Kalo ditanya gue suka baca apa, jawabannya banyak! Gue suka baca segala macem mulai dari novel, buku-buku kocak ala "Kambing Jantan"-nya Raditya Dika, buku motivasi/psikologi, komik, biografi, majalah, koran, brosur, poster, selebaran sedot wc (iyak gue mulai ngaco), dll. Tapi ngga tau kenapa gue ngga terlalu suka baca buku fiksi fantasi kaya Harry Potter atau The Lord of The Rings. Gue udah pernah coba baca tapi selalu berhenti di tengah buku. Too far from reality aja rasanya. Eh, namanya juga fiksi fantasi yah. Hehe.. Well, balik ke selera masing-masing sih ya.
Oh.. satu lagi! Gue ngga suka baca buku horor! Catet itu baik-baik, terutama bagi yang mau beliin gue buku. Hoho.. *pede tingkat internasional*

Nah selama 2 bulan terakhir, ada beberapa buku yang gue baca. Sekalian gue review aja kali ya. Ini dia..
  • "Antologi Rasa"

       Novel bernuansa urban-metropop ini ditulis oleh Ika Natassa, one of the best writer (menurut gue). Sebenernya ceritanya udah sering ditulis banyak orang, yaitu tentang kisah cinta saling silang di antara beberapa orang yang bersahabat. Uniknya, cerita ini ditulis dari sudut pandang setiap tokoh. Misalnya ada suatu momen yang dialamin oleh tokoh Keara dan Harris, nah isi pikiran dari kedua tokoh itu digambarkan Ika secara detail dari POV masing-masing. Mungkin pas awal baca agak sedikit bingung buat menyesuaikan jalan pikiran setiap tokoh. Tapi lama-lama dapet banget feel dan karakter dari semua tokoh. Salah satu yang juga bikin gue salut sama penulisnya adalah, dia bikin novel ini selama kurang lebih 3 tahun dan sampe melakukan riset nonton F1 di Singapur plus nonton konser John Mayer live juga! Wow! Nawaitu buanget bukaaan? Gue kasih cendol deh buat buku ini, gan! 

Antologi Rasa. Segala rasa ada di buku ini :D
  • "Kening"
         Mungkin kalo gue ngga baca buku ini, gue ngga bakal tau sisi lain dari seorang artis Fitri Tropica. Fitrop yang gue kenal kan orangnya kocak, ceria, bawel, dan kadang lebay juga ya (eh sok kenal deh gue sama dia. padahal dianya aja ngga kenal gue -,-)
Nah di buku ini, kita bisa tau sisi mellow dari kehidupan seorang Fitrop. Tapi tetep ada bagian kocaknya juga di buku ini. Yang jelas bahasanya ringan dan khas Fitrop. Oh ya, pas waktu itu gue lagi ke Gramedia PIM, kebetulan banget ada acara book launch-nya buku ini. Ketemu deh gue sama doi. Orangnya ramah ya. Lucu lagi. Tapi perasaan aslinya badan dia lebih tinggi dari pada di tipi deh. Eh ini napa jadi gue bahas orangnya ya bukan bukunya -_-"


Covernya unik

  • "Mimpi Sejuta Dollar"
        Buku based on true story ini ditulis oleh Alberthiene Endah, penulis yang emang udah sering nulis biografi orang-orang sukses. Kali ini bukunya menceritakan tentang perjalanan hidup seorang Merry Riana, milyarder muda yang memulai karirnya dari bawah sampai sekarang sukses menjadi pengusaha dan motivator. Awalnya Merry menempuh kuliah di Singapur dengan pinjaman uang kuliah sekian ratus dollar dari pemerintah setempat. Dia berjuang hidup di negeri orang dengan uang pas-pasan,  sampe dia kuliah sambil kerja part-time, terjun ke dunia bisnis, MLM, dll. Sejujurnya pas halaman-halaman awal gue baca buku ini, rasanya agak bosen dan kurang greget. Tapi pas udah di tengah buku, baru deh berasa ini buku wajib dibaca sama semua orang yang mau mencapai impiannya. Intinya ngga ada yang ngga mungkin selama kita yakin sama Tuhan dan mau kerja keras. Impian dia saat itu pun tercapai yaitu mendapat kebebasan finansial sebelum umur 30 tahun. Hmmm... Semoga gue bisa mengikuti jejaknya juga ya. Amiiiiiin :)

inspiring book :)

  • "Skill With People"
    Buku tipis mungil ini ditulis oleh Les Giblin. Isinya tentang cara-cara berkomunikasi dan bernegosiasi yang baik dengan orang lain. Bahasanya cukup simpel dan mudah dicerna. Eh gue baca yang terjemahannya sih ya. Kalo bukan terjemahan mungkin bahasanya tingkat tinggi dan sulit gue cerna. Hehe.. Tinggal dipraktekkan aja nih ilmunya :)

Skill With People


Oke, itu dia sedikit review dari gue. Sekarang gue lagi ngincer buku-buku lain. "Manusia Setengah Salmon" - Raditya Dika, "1111" - Ollie and friends, "My Stupid Boss 4" - @chaoswork dan "Cerita Sahabat" - Alberthiene and friends. Hmm.. Terus apa lagi ya buku-buku bagus yang terbit bulan ini? Ada rekomendasi? Atau punya bukunya? Pinjem dongs. Hehe.. :D


Oh yaaa.. satu lagi buku yang wajib dibeli dan dibaca, judulnya "Balita Mencari Tuhan" Buku ini berisi kumpulan cerita mini, cerita pendek, dan prosa yang ditulis oleh Maulana, Ayya Idris, dan Ghina F. Hmmmm.. Iya betuuuul! Anda tidak salah baca. Ada nama gue di situ sebagai penulisnya. Hihi. FINALLY.. Gue bisa nerbitin buku juga! Alhamdulillaaaah.. Senangnyaaah! Buku itu ceritanya macem-macem dan diambil dari sudut pandang yang beda-beda juga. Ada tentang anak kecil, Tuhan, benda-benda, curahan hati, dsb. Penasaran kan? Hoho..

Ayo silahkan diorder di sini >>> nulisbuku.com. Hanya ada di toko buku online itu. Atau yang mau pesen lewat gue juga bisa. Yang mau minta tanda tangan dan foto gue juga boleh. HAHAHA! *belagu dikit*. Pokonya yang berminat membeli dan membaca buku gue, gue ucapkan terima kasih sebelumnya yah. Gue doakan semoga pahalanya nambah berlipat-lipat. Amiiiin :') Ditunggu komentar, saran, dan kritiknya buat buku ini. Thank youuu :*

Available now on nulisbuku.com, harga Rp 37.000


Wednesday, January 4, 2012

Quotes

1.
Berdamailah dengan tiga hal berikut; diri sendiri, orang lain, dan segala keputusan Tuhan. Sesungguhnya hanya yang berdamai, yang berbahagia.

2.
Tidak ada kata terlambat untuk berbuat kebaikan, asalkan dimulai dari sekarang juga.

3.
Syukurilah kesulitan. Karena terkadang kesulitan mengantar kita pada hasil yang lebih baik dari apa yang kita bayangkan. (@pepatah)

4.
Dunia pasti berubah, semua pasti berubah, namun berubahlah demi kebaikan dan mengikuti yang benar. (@pepatah)

5.
Lepaskan rasa sakit di masa lalumu. Dengan cara itu kamu bisa menggenggam masa depanmu.

6.
Sesungguhnya titik terendah dalam hidupmu adalah titik tolak menuju pencapaian tertinggi kelak. Bangkit!

7.
Seseorang tidak akan mendapat kebenaran apapun jika merasa dirinya yang paling benar. 

8.
Selalu ada pesan yang ingin disampaikan Tuhan dari setiap kejadian. Kita hanya perlu membiasakan diri untuk 'membaca' dan memahaminya.

9.
Terkadang bukan tentang siapa yang benar dan salah, tapi tentang siapa yang mau menurunkan ego dan siapa yang lebih memilih mengangungkan egonya. 

10.
Apa yang baik menurutmu, belum tentu baik menurut Allah. Juga apa yang buruk menurutmu, bisa jadi justru baik menurut Allah. Yakinilah sudut pandang-Nya adalah yang terbaik. 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop