Tuesday, February 28, 2012

Happy Birthday to You


Hari ultah udah lewat. Tapi masih dapet ucapan dan doa-doa. Aiih. Terharuuu. Makasih yaaa. Aku doakan yang baik-baik juga untuk kalian semua :* 

Then, I wanna say...

AYYAAAA.. HAPPY BIRTHDAY TO YOU! WISH YOU ALL THE BEST. Semoga bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya, bisa memberi banyak manfaat bagi banyak orang, dan impian-impiannya tercapai. Amiiiiin.

Allah bless you. Semangat ya, Ay!!

weheartit.com
Btw umur gue sekarang menjadiiiii... jreng.. jreng.. berapa ya?

Hmm.. Kalo ga salah sih segini.


17 + 2 - 9 + 3 + 1 - 15 - 2 + 10 + 2 - 4 + 10 - 1 + 9 = umur gue

Nah! Segitulah kira-kira..
Mamiiiiih, perasaan baru kemaren lulus TK, kok sekarang umurku nambah secepat ini :|

Friday, February 24, 2012

Pelangi Itu Kita

Tulisan untuk project #20HariNulisDuet. Hari ke 15 #BhinnekaTunggalIka. Kolaborasi bersama penulis handal @ericknamara . Makasih ya, Mas Erick. Senang bisa duet nulis bareng. Next time boleh lagi ya? :D



Aku kemarin melihat pelangi. Sepertinya ada kebohongan di sini, karena menurutku pelangi tidak hanya memiliki warna seperti yang diajarkan dulu, tujuh warna. Pasti jauh lebih banyak dari itu. Dan menurutku juga, pelangi bisa dikatakan sebagai salah satu keajaiban. Itu, menurutku.

Lalu aku membayangkan kalau pelangi hanya satu warna biru, atau warna apa pun itu. Mungkin tetap menarik, tapi itu lebih karena jarang terjadi saja sehingga orang akan tetap mengaguminya. Yang membuat pelangi lebih menarik, adalah karena warnanya yang selalu lebih dari satu. Bercampur dan bertingkat, menyesuaikan diri, saling menempel erat, lalu menjadi satu. Keajaibannya ada di situ.

Begitu pun kita. Sadarkah kamu betapa berbedanya 'warna' kita? Kamu memiliki karakter pribadi yang enerjik, penuh semangat, dan ceria. Setiap kata yang keluar dari mulutmu, punya kekuatan menghidupkan suasana. Siapa pun yang berada di dekatmu pasti paham kamu pemercik semangat yang sulit padam. Itu warna khasmu, kan? Kalaupun emosimu terkadang suka meletup-letup, aku tak peduli. Aku tetap suka, karena itu bagian dari warnamu.


Sementara aku, kebanyakan orang berpendapat aku ini bersifat 'air'. Tenang, kalem, pendiam. Mungkin benar, itu warnaku. Beberapa orang sekitarku juga mengatakan aku orang yang sabar. Entahlah. Yang jelas, aku pun sering menjadi orang yang penakut dan peragu. Itu warnaku. Nah.. itu! Itu dia! Di situ, kamu menjadi penyelarasku. Kamu yang menyulap semua keraguan dan ketakutanku menjadi gelombang semangat. Ajaib!

Lagi, aku berpikir betapa berbedanya kita. Hobi, selera, latar belakang. Ah.. Semua penuh warna.

Tapi bukankah itu yang membuat kita sangat menarik? Ketika kamu meletup-letup, aku akan mengguyurmu agar tidak melebihi itu. Dan ketika aku terlalu ragu, kamu akan mendorongku dengan percayamu bahwa aku bisa melakukannya, bahwa yang menghalangiku hanya ketakutanku saja, bahwa kamu... Mencintaiku. Kamu akan bersamaku sesulit apa pun itu. Untuk menemaniku, untuk menjaga bahagiaku.

Aku semakin bersyukur. Perpaduan ini menyadarkanku bahwa yang berbeda itu justru bisa saling melengkapi dan mempercantik. Aku dan kamu adalah sebuah sinergi yang harmonis. Sebagaimana pelangi yang selalu menarik dengan warna-warninya. Pelangi itu indah. Pelangi itu kita.

Monday, February 13, 2012

Give Me One More Chance

Tulisan untuk project #20HariNulisDuet. Hari ke 4 #Kepercayaan. Duet bersama @rayfarahsoraya Hihi.. Thanks udah ngajak aku kolaborasi, Ray. Seru yaaa :))


Via masih sibuk berkutat dengan sketch book nya. Sesekali ia menggaruk kepala dengan pensilnya. Dan matanya melihat layar komputernya. Menggabungkan imajinasi yang sudah ditaruh di sketch book nya lalu dituangkan ke aplikasi komputer sungguh cukup merepotkan dan menguras pikiran. Hanya rasa percaya dan yakin kala teknologi sanggup menyamakan ciptaan dari tangannya, Via mulai beralih ke komputernya dan mengutak - atik designnya agar sama seperti gambar tangannya.
Jam 3 pagi. Damn, bahkan gue belum makan malam, dan sebentar lagi sudah harus sarapan
Via mengumpat lalu beranjak. Ia tidak akan membiarkan maag nya kambuuh yang malah membuat pekerjaannya terhambat. Via benci itu, ketika suatu pekerjaan harus semakin lama tertunda hanya karena penyakit kecil. Via mengambil macaroni schotel sisa kemarin  yang masih banyak. Via menjawil sedikit ujungnya dan dimasukkan ke mulutnya. Sudah kepalang lapar, Via langsung memakannya dengan sendok tanpa memanaskannya.

Bleg
Badannya direbahkan ke sofa panjang hijau kesukaannya. Tempat ia beristirahat, menonton televisi, atau sesekali menangis disitu jika pekerjaannya dirasa terlalu berat. Tempat tidurnya hanya sesekali disentuhnya, ruangan yang terlalu besar dan tempat tidur dengan King Size malah membuat Via takut. Takut ia malah akan tertidur kepalang nyaman dan nyenyak sehingga ia terbangun pada siang hari dan menyesali semuanya. Lebiih baik Via mencuri tidur sejam dua jam lalu bangun dengan mata berat tapi semua pekerjaannya selesai. Selesai dengan tepat waktu.

Waktu menunjukkan pukul 8 pagi saat Via sudah tiba di kantornya. Sengaja ia datang lebih awal untuk mempersiapkan diri menjelang presentasinya nanti. Ia akan memperlihatkan hasil design-nya di hadapan sejumlah jajaran direksi, dengan agenda utama meeting mengenai perombakan lay-out store serta promosi menjelang hari Valentine. Sebenarnya meeting kali ini akan menjadi sebuah kesempatan bagus untuk Via memperlihatkan kemampuan design sekaligus ilmu marketing yang ia miliki.

Jam 10 tepat. Semua anggota rapat sudah hadir. Pak Wira, selaku Direktur perusahaan pun memasuki ruang meeting. Meeting dimulai dengan pembahasan awal soal strategi promosi Valentine di bulan Februari nanti. Pak Emir dari bagian marketing mempresentasikan ide-idenya. Tidak lama setelah itu, giliran Via yang mempresentasikan hasil design-nya tadi malam. Ia memperlihatkan beberapa gambarnya dalam slide singkatnya.

“Ini lay-out untuk lantai satu. Sengaja rak ditata agak padat di bagian samping agar di bagian tengah ada spot untuk menaruh dekorasi. Lalu untuk equipment seperti manequin dan meja bundar rencananya akan diletakkan di sini. Dengan lay out seperti ini, saya rasa customer akan lebih tertarik melihat.” Via menjelaskan dengan percaya diri.

“Sementara di lantai dua, lay out nya tidak jauh berbeda dari sebelumnya. Hanya akan diberi sentuhan..”

“Cukup. Silahkan kembali ke tempat duduk.” ucap Pak Wira memotong presentasi Via.

Via terkesiap. Ia belum menyelesaikan presentasinya tapi sudah diminta menyudahi?

“Saya ngga akan mungkin approve lay out kaya begini.” Pak Wira melanjutkan dengan suara ketusnya.

Hah? Kenapa? Ada yang salah dengan design gue? Selama beberapa hari terakhir gue udah konsultasi ke bagian marketing dan mereka bilang ini udah sesuai. Terus sekarang malah Pak Wira ga approve? Batinnya bertanya-tanya. Via diam beberapa detik.

“Maaf, Pak. Alasannya?” Via memberanikan diri untuk bertanya.

“Ya kamu pikir saja sendiri! Kita berbicara tentang lay-out department store high class, bukan pasar!!” suara Pak Wira meninggi. Pedas.

Via berdiri mematung di depan peserta meeting. Semua mata mengarah padanya. Perasaan malu dan kesal berkumpul di hatinya. Sebenarnya sudah cukup sering Pak Wira ‘memakan korban’ dalam setiap meeting. Tapi baru kali ini Via yang menjadi sasarannya. Ia yang selama ini lebih sering mendapat apresiasi kali ini justru mendapat penolakan cukup keras. Sejujurnya Via masih bingung di bagian mana dari design-nya yang tidak sesuai.

“Baik, Pak. Akan saya perbaiki.” jawab Via sambil menahan rasa malu, kemudian berjalan menuju ke tempat duduknya.

***
Via menegakkan dagunya memasuki kubikalnya. Semua mata tertuju padanya, Pak Emir menatap dengan simpati, rasa bersalah sedikit menghampirinya.
Sudah cukup dua hari ia sengaja tidak masuk kantor, hatinya terlalu terpukul. Via tahu mereka menatap mata bengkak Via yang tidak bisa ditutupi. Dalam hati Via mengutuk koleksi kosmetiknya yang sedikit sehingga tidak bisa memanipulasi matanya yang sembab oleh airmata.

Jam 10.
Via memasuki ruang rapat. Kali ini, ia yang terakhir datang. Via sibuk menyusun dan mempersiapkan semuanya. Matanya menghindari tatapan semua jajaran direksi.
Biar kalian menatap gue nanti, gue lebih siap dari kemarin.

Giliran Via yang mempresentasikan revisi desainnya. Via menahan nafas panjang, dalam hatinya berharap tidak ada lagi yang membentaknya. Dirinya tulus memaafkan Pak Wira tanpa diminta, itu semua karena pekerjaan yang kepalang ia cintai. Via sesekali membenarkan blazer hijau toskanya, jajaran direksi terdiam dan mata mereka menatap Via, mereka sungguh ingin mendapatkan suatu gebrakan pada revisi desain Via pagi ini.

Klik.
Gambar muncul.
“Baik, selamat pagi semua. Langsung saja untuk desain revisi saya, saya merevisi pada area tengah. Saya menggantinya dengan ini, dimana setiap spot menghasilkan suasana Valentine, seolah mereka sebagai customer diajak menjelajahi dunia yang penuh cinta. Mulai dari entrance sampai selesai berkeliling customer seakan mendapatkan pengalaman yang belum ia rasakan sebelumnya. Untuk  gambar ini, yah, kita tambahkan dekorasi hati pada plafond namun tidak terlalu over, hanya di beberapa area saja. Dan kita libatkan seluruh indera mereka untuk merasakan sensasi jatuh cinta ini, maka di beberapa sudut ruangan saya menambahkan dengan aromaterapi manis seperti vanilla atau cokelat”

Beberapa petinggi menarik nafas. Via kembali duduk sesudah mengucapkan terima kasih. Tidak ada potongan dari Pak Wira, tidak ada mata yang mengernyit. Namun tiba-tiba..

Pak Wira berdiri, Via bahkan tidak dapat menangkap reaksi nya karena begitu cepat, ia meninggalkan ruang rapat.

Seluruh peserta meeting bertanya-tanya. Apa yang terjadi dengan Pak Wira? Ia bahkan tidak memberi komentar sedikit pun. Via merasa cemas seketika. Apakah idenya lagi-lagi tidak sesuai dengan keinginan Pak Wira?

Pak Gunawan, selaku Wakil Direktur, kemudian ikut keluar menyusul. Sementara peserta meeting yang lain tetap berada di dalam ruangan menunggu aba-aba apakah meeting disudahi atau terus dilanjutkan. Seisi ruangan mendadak dipenuhi suara bisikan pertanyaan bernada bingung. Pak Emir kemudian mencoba mengambil alih arahan meeting dengan membahas kembali jadwal promo Valentine. Di tengah pembahasannya, tiba-tiba tanda berwarna merah muncul di screen proyektor ruang meeting. Aplikasi notes intern perusahaan memunculkan tanda adanya pesan masuk. Pak Emir yang sedang berada di depan laptop membuka tanda itu. Klik. Seluruh mata memandang screen yang menampilkan isi notes tersebut.

From : Wira Rahadikusuma
To : All
Message :

“Saya barusan ke lantai satu dan dua untuk melihat langsung ke lapangan yang akan dirombak. Gagasan saudari Via layak untuk diterapkan. Saya minta gagasan itu segera dieksekusi. Team dekorasi harus kerjakan dari siang. Pemindahan equipment kerjakan setelah jam store tutup. Besok semua sudah harus jadi. Ingat, momen promo ini sudah semakin dekat. Besok siang saya akan inspeksi. Saya tidak terima alasan apa pun kalau sampai ada yang belum beres.”

Via membaca kembali tulisan yang ada di depannya. Ia tidak salah baca. Iya, benar. Pak Wira menyetujui idenya. Via menghela nafas lega. Seolah ada angin segar menghembus ke dalam kepalanya. Ia seakan sudah membayar rasa malu dan kesal yang dirasakannya dua hari yang lalu. Kali ini, tugas berikutnya menanti. Esok hari gagasan yang ia presentasikan tadi harus diwujudkan bersama. Tanpa cacat. Harus.

Sunday, February 5, 2012

Quotes - Part 2

Apa yang kamu tangisi saat ini, bisa jadi akan sangat kamu syukuri suatu saat nanti.

Apa yang kamu benci hari ini, mungkin akan benar-benar kamu sayangi esok hari.

Apa yang kamu anggap benar sekarang, belum tentu demikian di lain waktu.

Apa yang kamu katakan mustahil saat ini, bisa sangat mungkin terjadi suatu saat nanti. Yang dikatakan mustahil itu kan hanya karena belum pernah terjadi.

Apa yang kamu anggap sebagai masalah besar, sesungguhnya hanyalah hal kecil setelah kamu mampu melewatinya. Itulah mengapa, seharusnya kamu tidak perlu takut terhadap masalah.

Tidak perlu mendramatisir keadaan atau masalah. Terkadang masalahmu tidak seberapa, tapi pikiranmu sendiri yang menjadikannya seolah luar biasa.

Orang yang kamu anggap 'bukan siapa-siapa' hari ini, bisa saja menjadi penyelamat hidupmu kelak. Jangan pernah menyepelekan orang lain.

Orang yang kamu katakan menyebalkan, bisa jadi tidak demikian aslinya. Kamu hanya belum cukup mengenal dan memahaminya saja.

Orang yang jahat di masa lalunya, belum tentu sama di hari ini. Begitu pun sebaliknya. Setiap orang bisa berubah kapan saja.

Seharusnya keinginanmu untuk mendapatkan banyak hal di masa depan, tidak menjadikan kamu lupa akan hal-hal yang sudah kamu dapatkan sekarang.

Semoga apa yang kamu inginkan saat ini, benar-benar akan kamu jaga dan syukuri setelah mendapatkannya kelak. Karena kebanyakan orang lupa bersyukur, justru pada hal yang dulu pernah ia perjuangkan dengan sungguh-sungguh.

~hidup itu penuh dengan perubahan sesuai fasenya. semua tergantung dari cara kamu memandang dan mensyukurinya~

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop